Kamis, Mei 21, 2009

Mengapa Boediono ???




Untuk menjadi pemenang dalam satu putaran, pasangan SBY-Boediono sangat memerlukan kerja keras jaringan organisasi partai dan non-partai yang mampu mendongkrak suara sekurang-kurangnya menembus batas limapuluh persen plus satu , yang menyebar pada lebih dari separuh propinsi serta melampaui duapuluh persen dalam setiap propinsi . Mereka berharap-harap cemas pada Partai Keadilan Sejahtera, begitukah ?

Ada kawan yang bertanya : mengapa PKS tetap berkoalisi dengan PD dalam mencalonkan SBY-Boediono, setelah bereaksi keras menolak pencalonan Boediono oleh SBY secara sepihak ? Saya tak punya jawaban terkini sebagaimana pernyataan resmi Presiden PKS malam itu (15/5/2009) di TV One, kecuali yang pernah saya ungkapkan secara terbatas pada saat nama Boediono mulai dimunculkan melalui rumor, jauh sebelum “huru-hara” dua pekan terakhir ini. Konteksnya, saya mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan wartawan dan beberapa simpul jaringan, dengan sekadar memberikan background information. Pada saat itu saya menggarisbawahi bahwa:

1) Pilihan berkolaborasi dengan PD untuk mencalonkan SBY sebagai Calon Presiden RI 2009 - 2014 adalah keputusan resmi Majelis Syuro PKS. Dalam keputusan tersebut, posisi Cawapres tidak menjadi syarat dalam berkoalisi. Sebaliknya, draft kontrak politik yang diajukan memuat klausul-kalusul platform dan perjanjian yang lebih rinci, lebih tegas dan lebih maju dibandingkan dengan kontrak politik tahun 2004-2009. Diantara isinya berkait dengan dukungan proaktif Indonesia terhadap persiapan kemerdekaan bangsa Palestina serta usulan mengenai pembagian portofolio kabinet

2) Karena diminta, maka PKS menyampaikan nama-nama Cawapres yang diusulkan sebanyak tiga orang dalam amplop tertutup. Cara dan tampilan seperti itu ditempuh untuk memperlihatkan fatsoen politik berkoalisi yang beradab

3) Respons keras terhadap penetapan Boediono sebagai Cawapres secara sepihak, dimaksudkan sebagai kritik dan koreksi terhadap cara-cara SBY mengambil keputusan dan ketidakpatutan berkomunikasi yang mengabaikan semangat kemitraan (baca : arogan dan otoriter) dalam koalisi yang sedang dibangun bersama. Perlu diketahui, masalah serupa itu pernah terjadi kurang lebih dua tahun yang lalu, dan SBY telah meminta maaf dan berjanji akan memperbaikinya pada masa yang akan datang. Artinya, fokus kritik terletak pada proses pengambilan keputusan SBY dan komunikasinya kepada mitra koalisi, bukan pada kelayakan Boediono. Jika dibiarkan, bibit-bibit otoriter dalam pemerintahan SBY akan tumbuh subur tanpa kendali. Respons keras yang dilakukan secara terbuka melalui media tersebut dilakukan secara terencana oleh Partai.

Kesediaan SBY untuk datang menemui Pimpinan PKS, sekitar dua jam sebelum acara deklarasi dimulai, untuk “menjelaskan secara langsung” rasionalitas Boediono sebagai Cawapres dan menandatangani naskah kontrak politik (sebagaimana dituturkan oleh Tifatul Sembiring dalam wawancara televisi beberapa saat setelah deklarasi) dapat dibaca sebagai good will SBY terhadap kritik dan koreksi dari PKS.

Pandangan saya pribadi mengenai kelayakan Boediono sebagai Cawapres yang berpasangan dengan SBY dapat diringkaskan sebagai berikut :

a) Kompetensi Boediono dalam bidang ekonomi makro memang diperlukan sebagai counterpart SBY yang lebih menonjol dalam bidang politik, keamanan dan militer. Pertimbangan serupa nampaknya dapat dirunut ke belakang, ketika SBY memilih berpasangan dengan Jusuf Kalla yang dikenal sebagai saudagar yang lincah dan sigap dalam menyelesaikan berbagai masalah

b) Kredibilitas Boediono sebagai ahli dan praktisi ekonomi makro dapat digunakan oleh SBY untuk meningkatkan atau mengamankan dukungan dari komunitas internasional, khususnya yang sering disebut dengan jaringan “ Mafia Berkeley”. Soal paham ekonomi yang dianutnya, apakah ekonomi liberal, neo-liberal, kerakyatan atau kombinasi diantara paham-paham tersebut, saya belum memeriksa lebih jauh rekam jejak maupun dampak kebijakan ekonomi nasional yang telah dilahirkan oleh Boediono selama ini

c) Saya belum dapat melihat apakah Cawapres Boediono akan menghasilkan nilai tambah yang nyata untuk meningkatkan dukungan suara bagi SBY sebagai Capres, karena Boediono bukanlah figur populer (jika dibandingkan dengan sang junior Sri Mulyani, misalnya) atau yang berbasis massa (semisal Wapres incumbent merangkap next competitor Jusuf Kalla, saudagar sukses yang kemudian menjadi pucuk pimpinan Golkar setelah melakukan manuver zig-zag menjelang dan setelah pilpres 2004)

d) SBY nampak mengutamakan strategi “mengamankan politik masa depan” dengan cara mengambil pilihan yang sangat berani, terkesan melawan arus, bahkan beresiko kehilangan mitra koalisi, serta nampak menyepelekan peluang meningkatkan dukungan suara dari calon pemilihnya melalui posisi Cawapres yang lebih populer atau yang memiliki basis massa.

Masih segar dalam ingatan, bahwa keberhasilan PD menerobos ambang batas duapuluh persen suara parlemen diyakini sebagai buah dari strategi yang mengkombinasikan antara pesona ketokohan SBY, kekuatan uang dan massive political marketing and demarketing. Mesin organisasi dan personil Partai Demokrat dianggap belum berfungsi secara memadai. Untuk menjadi pemenang dalam satu putaran, pasangan SBY-Boediono sangat memerlukan kerja keras jaringan organisasi partai dan non-partai yang mampu mendongkrak suara sekurang-kurangnya menembus batas limapuluh persen plus satu , yang menyebar pada lebih dari separuh propinsi serta melampaui duapuluh persen dalam setiap propinsi . Mereka berharap-harap cemas pada Partai Keadilan Sejahtera, begitukah ? Wallahu’alam bishshowwab.

Suryama M. Sastra
(Bandung, 15-16/05/2009)

http://suryama.multiply.com/journal/item/331/BOEDIONO

Minggu, Mei 17, 2009

Pocongpun tidak datang di TPS 14

Mengetahui akan dilaksanakannya pemungutan suara ulang di TPS 14 (Jl. Menteng Rawa Jelawe RW 03) Kelurahan Pasar Manggis Kecamatan Setia Budi, yang dikenal dengan TPS dengan 10 pemilih hantu cantik, dari PKS pun menyusun rencana.

Untuk keperluan mempertahankan jumlah suara dan meningkatkannya, kader-kader di wilayah tersebut melakukan Direct Selling. Sedangkan untuk keperluan media, saksi di TPS tersebut rencananya akan berpenampilan seperti pocong. Hal ini untuk mengingatkan masyarakat akan kewaspadaannya terhadap Ghost Voters yang dimanfaatkan oleh parpol tertentu.

Namun rencana tinggallah rencana, malam hari jam 22.00 keluar surat keputusan dari KPUD Jaksel yang membatalkan rencana pemungutan dan penghitungan ulang di TPS 14. Kaderpun merasa kecewa dengan pembatalan tersebut. Akhirnya pocongpun tidak jadi hadir di TPS 14 Pasar Manggis. (Idubman)

http://www.pks-jaksel.or.id/Article2008.html

Pemilih Siluman


Kerja dari kader PKS DPRa Pasar Manggis dalam mengawasi jalannya pemilu patut diacungi jempol. Ini dibuktikan dari tertangkapnya 10 wanita cantik dari sekitar lebih dari 30-an yang tidak jelas keberadaannya tapi memiliki undangan dari KPPS untuk memilih di TPS 14 di Jl. Menteng Rawa Jelawe pada Kamis (9/4). Kecurigaan kader PKS berawal ketika mereka melihat berbondong-bondongnya wanita cantik yang tidak dikenal warga, melihat hal tersebut saksi dan pengawas dari kader PKS yang mengawasi jalannya pemilu langsung bergerak untuk mencocokkan identitas pemilih dengan Daftar Pemilih Tetap.

Ketegangan sempat terjadi antara saksi dan panwas yang meyakinkan bahwa pemilih tersebut sah. Suasana TPS sempat sedikit ricuh ketikan saksi dan warga yang melihat kejadian tersebut hendak menghakimi mereka. Namun pihak kepolisian berhasil menyelamatkannya dengan mengevakuasi ke kelurahan. Dari pemerikasaan pihak kepolisian pemilih siluman tersebut ternyata berasal dari sebuah diskotek Deli yang berlokasi hanya beberapa ratus meter dari lokasi TPS. Mereka mengaku datang ke TPS atas perintah pimpinannya yang merupakan salah satu tim sukses sebuah parpol besar, dan diperintahkan untuk mencoblos salah satu caleg jagoannya.

Atas pengakuan tersebut akhirnya kepolisian memanggil bos diskotik dan menggiringnya ke Polres Jakarta Selatan. Ironisnya, setelah menjalani pemeriksaan di Polres ke 10 wanita tersebut di lepaskan, namun sang bos diskotik tetap ditahan. Ini pelajaran buat Caleg yang menghalalkan segala cara untuk meraih kekuasaan. Apakah peristiwa seperti ini terjadi juga di TPS dan wilayah lain? Wallahualam bi sahwab. (Herman)

http://www.pks-jaksel.or.id/modules.php?op=modload&name=News&file=article&sid=1996&topic=28&newlang=

Rabu, April 01, 2009

PKS Pasar Manggis Dalam Kampanye Akbar

Subhanallahi wal hamdulillahi wallahu akbar, Kader dan Simpatisan PKS putih dan memutihkan Gelora Bung Karno pada hari Senin, 30 Maret 2009 dalam Kampanye Akbar PKS putaran terakhir untuk Provinsi DKI Jakarta.

Tak terkecuali PKS Pasar Manggis turut andil dalam menyukseskan Kampanye Akbar PKS bersama Kader dan Simpatisannya, yang rata-rata adalah ibu-ibu meninggalkan segenap rutinitas sehari-harinya tanpa mengharapkan amplop apalagi uang, mereka hadir karena kecintaannya terhadap PKS.

Tidak kurang 2 mobil bak terbuka, 10 bus metromini mengangkut seluruh kader dan simpatisan PKS Pasar Manggis belum yang termasuk, mereka yang menggunakan sepeda motor.

Korlap bersama PJ bus dan kader mengingatkan ibu-ibu agar jangan sampai kehilangan dalam Gelora Bung Kader yang luas dan banyak orang yang sama-sama mengikuti Kampanye Akbar ini. "Lihat dan perhatikan panji PKS Pasar Manggis yang berwarna orange bu !" Seru kader-kader PKS Pasar Manggis.

Namun ada satu hal yang menarik, penulis adalah orang yang ketinggalan rombongan gara-gara mencari kamera yang dipinjam untuk sebuah acara pada hari Sabtu, kamera diambil oleh dua orang ikhwah, namun ketika ditunggu (penulis menunggu) di mobil sound DPC, mereka belum kelihatan. Akhirnya penulis mendapati salah seorang ikhwah tadi, ternyata kameranya ada ditangannya temannya. Penulis berjalan ke Jl. Kota Gedang ternyata rombongan PKS Pasar Manggis sudah jalan.

Penulis menunggu di Kota Gedang dengan harapan ada yang menyapu bersih rombongan yang tertinggal, namun tidak ada. Sampai akhirnya ada dua ibu-ibu yang berlari-lari menghampiri penulis dan mereka menanyakan dimana rombongan PKS Pasar Manggis. Penulis beri tahu bahwa rombongan sudah berangkat. Mereka tampak kecewa, tetapi penulis kasih harapan bahwa rombongan Menteng Atas belum berangkat, akhirnya mereka kontak teman-temannya yang masih menunggu di depan Kelurahan.

Penulis mencegat rombongan Menteng Atas untuk dapat menumpang, namun ibu-ibu yang di depan Kelurahan lama ditunggu, akhirnya rombongan Menteng Atas jalan dengan merayap. Akhir, penulis putuskan untuk menjemput teman-teman mereka yang ada di depan Kelurahan. Dan kamipun menunggu di Pasar Rumput, dan menumpang bus rombongan DPRa (afwan, penulis lupa) Jakarta Pusat. Dan, kamipun sampai di Gelora Bung Karno melalui pintu gerbang 7.

Tetapi yang patut penulis anjungan jempol, bahwa 10 ibu-ibu simpatisan PKS Pasar Manggis tampak semangat dan penuh keikhlasan rela menyusul rombongan PKS Pasar Manggis yang telah meninggalkan mereka. (oman)

Jumat, Maret 27, 2009

Futsal dan Saksi PKS Pasar Manggis


Setelah sukses mengadakan Pelatihan Saksi Jilid 2, Ahad, 22 Maret 2009 PKS Pasar Manggis menambah keakraban antara kader dan para saksi dengan pertandingan futsal di Grand Futsal Kuningan Jakarta Selatan.


Karena diadakan Ahad malam atau malam Senin pukul 21.00, yang besoknya hari Senin merupakan hari kerja, hanya 6 saksi yang dapat ikut dalam pertandingan futsal ini. Mudah-mudahan dilain waktu PKS Pasar Manggis akan mengadakan kembali




Sabtu, Maret 21, 2009

PKS Pasar Manggis Hadir di Lapangan Blok. S

Jum'at, 20 Maret 2009 PKS Pasar Manggis ikut andil dalam Kampanye Terbuka untuk PKS putaran pertama di Lapangan Blok. S Kebayoran Baru Jakarta Selatan.


Tepat pukul 13.00 satu buah mobil pick up dan tiga bus metromini yang diisi ikwat dan akhwat kader PKS Pasar Manggis,ibu-ibu, dan simpatisan serta puluhan sepeda motor meluncur ke Lapangan Blok. S.


Korlap PKS Pasar Manggis dalam Kampanye Putaran Pertama ini adalah Akhina Ahmad Sulaiman yang dikenal dengan sebutan Leman. Namun, sayangnya Korlap tidak bersama dan tidak terlihat pada saat pulang. Apalagi dalam bus 3 kehilangan pak Haji Udin. Lain kali dimungkinkan Korlap selalu bersama dengan rombongan. (oman)